Well, manusia, dalam hal mencari rezeki, bisa
dibilang takkan pernah ada puasnya. Yang kata Rasulullah SAW, jika diberi
sebuah gunung emas, pasti akan mencari gunung emas lainnya, selalu merasa kurang. Allah SWT telah memberikan lambang pada waktu
lahirnya manusia. Apa lambangnya?
Ketika manusia dilahirkan, dalam keadaan telanjang, tidak membawa apa-apa, tidak membawa sangu apa-apa. hanya bermodal fitrah berupa anggota tubuh beserta akal sebagai perangkatnya, tetapi, selalu dengan posisi tangan menggenggam. Ini merupakan symbol yang ditunjukkan pada kita, bahwa manusia itu memiliki suatu kecenderungan, bahwa terhadap apapun kenikmatan yang ada di dunia ini hendak digenggam dengan tangannya. Dengan tidak bermodal, dari keadaan telanjang, semuanya kepingin dikuasai. Ya, selama hidupnya akan selalu begitu.
Ketika manusia dilahirkan, dalam keadaan telanjang, tidak membawa apa-apa, tidak membawa sangu apa-apa. hanya bermodal fitrah berupa anggota tubuh beserta akal sebagai perangkatnya, tetapi, selalu dengan posisi tangan menggenggam. Ini merupakan symbol yang ditunjukkan pada kita, bahwa manusia itu memiliki suatu kecenderungan, bahwa terhadap apapun kenikmatan yang ada di dunia ini hendak digenggam dengan tangannya. Dengan tidak bermodal, dari keadaan telanjang, semuanya kepingin dikuasai. Ya, selama hidupnya akan selalu begitu.
Bermegah-megahan
telah melalaikan kamu, (At Takatsur :1)
Sampai
kapan?
sampai kamu masuk ke dalam kubur. (At
Takatsur :2)
Jika
kita pernah memperhatikan keadaan tangan orang yang meninggal, posisi tangannya
selalu dalam keadaan terbuka. Berbeda
pada waktu kelahirannya. Padahal secara
nalar, orang yang berada dalam keadaan sekarat tentulah mengalami peristiwa
rasa sakit yang luar biasa sehingga posisi kedua telapak tangan seharusnya
dalam keadaan terkepal. Ini merupakan
symbol bahwa manusia itu ketika matinya tidak membawa harta dunia, semua yang
dimiliki bakalan ditinggal. Satupun ga
ada yang bisa dibawa!!! Nah, Lo!!!
Akhirnya,
apa? Lahir dalam keadaan telanjang, dan matipun kembali dalam keadaan telanjang,
tanpa membawa apa-apa.
Dalam
hal makan pun demikian berlebihan. Apa
saja yang mampu dimakan, akan dimakannya meskipun terkadang sudah kenyang. Apapun doyan,
ga pernah merasa cukup Artinya, manusia terlalu memaksakan diri untuk
kepuasan dirinya. Ini merupakan gambaran sifat serakah yang melekat dari diri
manusia.
Hewan,
kita ambil contoh ayam. Ayam sebagaimana
kita tahu makanannya adalah biji-bijian, beras, jagung, gandum, kacang-kacangan
dan sejenisnya. Lha wong diberi sate ya
ga’ mau. Setelah kenyang, yo uwis.
Masalah rezeki besok, ya besok. Lalu
manusia, selain makan beras, biji-bijian, gandum, jagung, kacang, kedelai, plus
se ayam-ayamnya juga dimakan sekalian….hahaha
Sapi,
makanannya bayam, rambat-rambatan, daun-daunan, kangkung, setelah kenyang, ya
sudah. Besok cari lagi. Lalu manusia,
makanannya rumput-rumputan, rambat-rambatan, daun-daunan, kangkung sampai
se sapi-sapinya pun dimakan….
Ini
baru dua contoh. Sampeyan kalau kepingin, bisa mencari contoh hewan lainnya. Kalo mau….hehehehe
Nih,
saya beri contoh lagi.
Kucing,
kalau kucing betulan makanannya ikan, ikan asin, pindang, teri, daging. Setelah kenyang, ya sudah, tidur. Lapar? ya cari besok lagi. Tapi, kalau “kucing garong”, jatahnya rakyat
pun dimakan. Besi ya doyan, aspal pun
dimakan, kubah mesjidpun juga dimakan, bahkan, sesama manusia pun
dimakannya….
Bajing,
kalau bajing betulan nyolong kelapa
satu pun sudah cukup. Itupun ga’ sampai
habis, sisanya dijatuhkan buat yang punya, biar ga cape’ manjat. Tapi kalau “bajingan”, kelapa satu pohon pun
ga cukup, kalau perlu sebatang-batangnya dipotong, Itu kalau bajingan, apalagi kalau ada
tambahannya ;Tengik….Hahahaha
Codot,
tahu codot? Itu lho, hewan yang mirip
dengan kelelawar. Makanannya ya jambu,
dan buah-buahan, itupun ga sampai habis, alias disisai untuk yang punya setelah
kenyang. Kalau codot sarungan?….hmmm
tebak aja.
Hewan,
itu adalah mahluk Allah yang qana’ah, menerima apa yang sudah diberikan
Allah. Makanya hidupnya selalu dicukupi
Allah.
Hewan
yang sudah saya sebutkan di atas adalah contoh hewan yang makan langsung dengan
mulutnya. Mereka akan berhenti makan
setelah kenyang. Dan manusia itu makan
dengan mulut secara ga langsung dengan
bantuan tangannya. Tahu tidak, salah
satu hewan yang makan dengan menggunakan tangannya sama seperti yang dilakukan
manusia?...
Tepat!!!
Monyet!!!
Hewan
yang satu ini kalau makan menggunakan tangannya. Sama dengan manusia, sudah kenyang makan
pisang, coba kita beri pisang lagi, yo
masih diambil. Kedua mahluk ini ya satu
style… Wkwkwkw
Monyet
tuh kerabat paling mirip dengan manusia.
Coba aja sampeyan cari monyet
yang paling guuaaanteng, lalu cari manusia yang agak jelek. Coba jejerkan, pasti bingung, deh. Apalagi kalau monyetnya pakai jaket. Wah wah wah… ini manusianya yang mirip monyet
atau monyetnya yang mirip manusia…HAHAHAHAHAHA…
Lalu
apa hikmahnya, sih?
Ehhhemmm..
Manusia
itu dipenuhi dengan rasa takut yang berlebihan.
Takut jika tidak mendapat rezeki, padahal Allah SWT telah menjamin
rejeki untuk mahluk-Nya. Rasa tidak puas
terhadap apa yang telah diperolehnya.
Selalu menginginkan lebih dari yang ada.
Ini karena manusia lebih mengutamakan kepentingan dunia ketimbang akhirat. Dia lupa bahwa tujuan hidupnya tidak hanya didunia saja, melainkan mengejar kwalitas hidup di akhirat.
Maka hendaklah
mereka menyembah Tuhan Pemilik rumah ini .
Yang telah
memberi makanan kepada mereka untuk menghilangkan lapar dan mengamankan mereka
dari ketakutan.(Quraisy : 3-4)
Hewan
itu bersikap menerima apa yang diperolehnya, merasa cukup dengan apa rezeki yang
diterimanya. Masalah besok dapat rezeki
atau tidak, hewan tidak perduli, karena mereka tidak pernah bisa mengeluh. Yang jelas yang mereka kerjakan adalah
“mencari”….
Apabila telah
ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia
Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung.(Al Jumu’ah : 10)
Perhatikanlah
cecak. Cecak makanannya adalah nyamuk,
nyamuk punya sayap dan cecak tidak.
Tapi, tidak pernah kita menemui cecak mati kelaparan. Tidak pernah kita tahu cecak itu melakukan demo,
buat referendum, protes pada Allah, “Ya Allah, apa ini ga salah desain? Mestinya kami ini punya sayap. Masa’ makanan
kami terbang semua?”
Hehehe…
Memang,
sih, berteori itu gampang. Tapi yang
jelas keyakinan bahwa Allah sudah menyiapkan rezeki buat manusia hendaknya
perlu selalu kita rawat dan pupuk. Agar
semakin hilang dari mulut kita suara keluhan, dan semakin hilang dari qalbu
kita ketakutan dan putus asa dari rahmat Allah.
Ibrahim berkata:
"Tidak ada orang yang berputus asa dari rahmat Tuhan-nya, kecuali
orang-orang yang sesat".(Al Hijr : 56)
Hingga
akhirnya :
Katakanlah:
"Siapakan yang memberi rezeki kepadamu dari langit dan dari
bumi?" Katakanlah: "Allah", dan sesungguhnya kami atau kamu , pasti berada dalam kebenaran atau dalam
kesesatan yang nyata. (As-Saba’ :24)
Catanku dari KH. Anwar Zahid
Tidak ada komentar:
Posting Komentar