ASSALAMU'ALAIKUM WR. SELAMAT DATANG DI BLOG WINNER1COMMUNITY

Senin, 04 Februari 2013

Si Manusia

Jika Saudara-saudara sekalian memperhatikan bagaimana cara mahluk Allah mencari rezeki, pasti kita akan menemukan sesuatu yang sangat unik dan menarik.  Bahkan bisa jadi kita akan menemukan kunci rahasia tentang bagaimana agar Allah menurunkan rezeki kepada kita tanpa disangka-sangka dan jalan yang tak pernah kita duga sebelumnya.

Well, manusia, dalam hal mencari rezeki, bisa dibilang takkan pernah ada puasnya. Yang kata Rasulullah SAW, jika diberi sebuah gunung emas, pasti akan mencari gunung emas lainnya, selalu merasa kurang.  Allah SWT telah memberikan lambang pada waktu lahirnya manusia.  Apa lambangnya? 
Ketika manusia dilahirkan, dalam keadaan telanjang, tidak membawa apa-apa, tidak membawa sangu apa-apa. hanya bermodal fitrah berupa anggota tubuh beserta akal sebagai perangkatnya, tetapi, selalu dengan posisi tangan menggenggam. Ini merupakan symbol yang ditunjukkan pada kita, bahwa manusia itu memiliki suatu kecenderungan, bahwa terhadap apapun kenikmatan yang ada di dunia ini hendak digenggam dengan tangannya.   Dengan tidak bermodal, dari keadaan telanjang, semuanya kepingin dikuasai.  Ya, selama hidupnya akan selalu begitu.

Bermegah-megahan telah melalaikan kamu, (At Takatsur :1)

Sampai kapan?

sampai kamu masuk ke dalam kubur. (At Takatsur :2)

Jika kita pernah memperhatikan keadaan tangan orang yang meninggal, posisi tangannya selalu dalam keadaan terbuka.  Berbeda pada waktu kelahirannya.   Padahal secara nalar, orang yang berada dalam keadaan sekarat tentulah mengalami peristiwa rasa sakit yang luar biasa sehingga posisi kedua telapak tangan seharusnya dalam keadaan terkepal.  Ini merupakan symbol bahwa manusia itu ketika matinya tidak membawa harta dunia, semua yang dimiliki bakalan ditinggal.  Satupun ga ada yang bisa dibawa!!! Nah, Lo!!!

Akhirnya, apa? Lahir dalam keadaan telanjang, dan matipun kembali dalam keadaan telanjang, tanpa membawa apa-apa.

Dalam hal makan pun demikian berlebihan.  Apa saja yang mampu dimakan, akan dimakannya meskipun terkadang sudah kenyang.  Apapun doyan, ga pernah merasa cukup Artinya, manusia terlalu memaksakan diri untuk kepuasan dirinya. Ini merupakan gambaran sifat serakah yang melekat dari diri manusia.

Hewan, kita ambil contoh ayam.  Ayam sebagaimana kita tahu makanannya adalah biji-bijian, beras, jagung, gandum, kacang-kacangan dan sejenisnya.  Lha wong diberi sate ya ga’ mau.  Setelah kenyang, yo uwis.  Masalah rezeki besok, ya besok.  Lalu manusia, selain makan beras, biji-bijian, gandum, jagung, kacang, kedelai, plus se ayam-ayamnya juga dimakan sekalian….hahaha

Sapi, makanannya bayam, rambat-rambatan, daun-daunan, kangkung, setelah kenyang, ya sudah.  Besok cari lagi.  Lalu manusia,  makanannya rumput-rumputan, rambat-rambatan, daun-daunan, kangkung sampai se sapi-sapinya pun dimakan….

Ini baru dua contoh.  Sampeyan kalau kepingin, bisa mencari contoh hewan lainnya.  Kalo mau….hehehehe 
Nih, saya beri contoh lagi.

Kucing, kalau kucing betulan makanannya ikan, ikan asin, pindang, teri, daging.  Setelah kenyang, ya sudah, tidur.  Lapar? ya cari besok lagi.  Tapi, kalau “kucing garong”, jatahnya rakyat pun dimakan. Besi ya doyan, aspal pun dimakan, kubah mesjidpun juga dimakan, bahkan, sesama manusia pun dimakannya….
 
Bajing, kalau bajing betulan nyolong kelapa satu pun sudah cukup.  Itupun ga’ sampai habis, sisanya dijatuhkan buat yang punya, biar ga cape’ manjat.  Tapi kalau “bajingan”, kelapa satu pohon pun ga cukup, kalau perlu sebatang-batangnya dipotong, Itu kalau bajingan, apalagi kalau ada tambahannya ;Tengik….Hahahaha

Codot, tahu codot?  Itu lho, hewan yang mirip dengan kelelawar.  Makanannya ya jambu, dan buah-buahan, itupun ga sampai habis, alias disisai untuk yang punya setelah kenyang.  Kalau codot sarungan?….hmmm tebak aja.

Hewan, itu adalah mahluk Allah yang qana’ah, menerima apa yang sudah diberikan Allah.  Makanya hidupnya selalu dicukupi Allah.

Hewan yang sudah saya sebutkan di atas adalah contoh hewan yang makan langsung dengan mulutnya.  Mereka akan berhenti makan setelah kenyang.  Dan manusia itu makan dengan mulut secara ga langsung dengan bantuan tangannya.  Tahu tidak, salah satu hewan yang makan dengan menggunakan tangannya sama seperti yang dilakukan manusia?...

Tepat!!!

Monyet!!!

Hewan yang satu ini kalau makan menggunakan tangannya.  Sama dengan manusia, sudah kenyang makan pisang, coba kita beri pisang lagi, yo masih diambil.  Kedua mahluk ini ya satu style… Wkwkwkw 

Monyet tuh kerabat paling mirip dengan manusia.  Coba aja sampeyan cari monyet yang paling guuaaanteng, lalu cari manusia yang agak jelek.  Coba jejerkan, pasti bingung, deh.  Apalagi kalau monyetnya pakai jaket.  Wah wah wah… ini manusianya yang mirip monyet atau monyetnya yang mirip manusia…HAHAHAHAHAHA

Lalu apa hikmahnya, sih?

Ehhhemmm..

Manusia itu dipenuhi dengan rasa takut yang berlebihan.  Takut jika tidak mendapat rezeki, padahal Allah SWT telah menjamin rejeki untuk mahluk-Nya.  Rasa tidak puas terhadap apa yang telah diperolehnya.  Selalu menginginkan lebih dari yang ada.  Ini karena manusia lebih mengutamakan kepentingan dunia ketimbang akhirat.  Dia lupa bahwa tujuan hidupnya tidak hanya didunia saja, melainkan mengejar kwalitas hidup di akhirat.

Maka hendaklah mereka menyembah Tuhan Pemilik rumah ini .
Yang telah memberi makanan kepada mereka untuk menghilangkan lapar dan mengamankan mereka dari ketakutan.(Quraisy : 3-4)

Hewan itu bersikap menerima apa yang diperolehnya, merasa cukup dengan apa rezeki yang diterimanya.  Masalah besok dapat rezeki atau tidak, hewan tidak perduli, karena mereka tidak pernah bisa mengeluh.   Yang jelas yang mereka kerjakan adalah “mencari”….

Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung.(Al Jumu’ah : 10)

Perhatikanlah cecak.  Cecak makanannya adalah nyamuk, nyamuk punya sayap dan cecak tidak.  Tapi, tidak pernah kita menemui cecak mati kelaparan.  Tidak pernah kita tahu cecak itu melakukan demo, buat referendum, protes pada Allah, “Ya Allah, apa ini ga salah desain?  Mestinya kami ini punya sayap. Masa’ makanan kami terbang semua?” 

Hehehe…

Memang, sih, berteori itu gampang.  Tapi yang jelas keyakinan bahwa Allah sudah menyiapkan rezeki buat manusia hendaknya perlu selalu kita rawat dan pupuk.  Agar semakin hilang dari mulut kita suara keluhan, dan semakin hilang dari qalbu kita ketakutan dan putus asa dari rahmat Allah.

Ibrahim berkata: "Tidak ada orang yang berputus asa dari rahmat Tuhan-nya, kecuali orang-orang yang sesat".(Al Hijr : 56)

Hingga akhirnya :

Katakanlah: "Siapakan yang memberi rezeki kepadamu dari langit dan dari bumi?" Katakanlah: "Allah", dan sesungguhnya kami atau kamu  , pasti berada dalam kebenaran atau dalam kesesatan yang nyata. (As-Saba’ :24)


Catanku dari KH. Anwar Zahid

Tidak ada komentar:

Posting Komentar