Meluruskan Riwayat
Pernikahan Rasulullah SAW-Aisyah r.a.
Tulisan ini mencoba
meluruskan riwayat pernikahan Rasulullah dengan Aisyah ra. yang telah
berabad-abad lamanya diyakini secara tidak rasional. Dan efeknya, orientalis
Barat pun memanfaatkan celah argumen data pernikahan ini sebagai alat tuduh
terhadap Rasulullah dengan menganggapnya fedofilia. Mari kita buktikan. Secara
keseluruhan data-data yang dipaparkan tulisan ini diambil dari hasil riset Dr.M. Syafii Antonio dalam bukunya, Muhammad
SAW The Super Leader Super Manager (2007).
A.
Kualitas
Hadits
Alasan
pertama. Hadits terkait umur Aisyah saat menikah tergolong
problematic alias dho’if. Beberapa riwayat yang menerangkan tentang pernikahan
Aisyah dengan Rasulullah yang bertebaran dalam kitab-kitab Hadits hanya
bersumber pada satu-satunya rowi yakni Hisyam bin ‘Urwah yang didengarnya
sendiri dari ayahnya. Mengherankan mengapa Hisyam saja satu-satunya yang pernah
menyuarakan tentang umur pernikahan ‘Aisyah r.a tersebut. Bahkan tidak oleh Abu
Hurairah ataupun Malik bin Anas. Itu pun baru diutarakan Hisyam tatkala telah
bermukim di iraq.
Hisyam pindah bermukim
ke negeri itu dalam umur 71 tahun. Mengenai Hisyam ini, Ya’qub bin Syaibah
berkata: “Apa yang dituturkan oleh Hisyam sangat terpercaya, kecuali yang
disebutkannya tatkala ia sudah pindah ke Iraq.” Syaibah menambahkan, bahwa
Malik bin Anas menolak penuturan Hisyam yang dilaporkan oleh penduduk Iraq.
(Ibn Hajar Al-Asqalani, Tahzib al-Tahzib. Dar Ihya al-Turats al-Islami, Jilid
II, hal. 50) Termaktub pula dalam buku tentang sketsa kehidupan para perawi
Hadits, bahwa tatkala Hisyam berusia lanjut ingatannya sangat menurun
(Al-Maktabah Al-Athriyah, Jilid 4, hal. 301). Alhasil, riwayat umur pernikahan
Aisyah yang bersumber dari Hisyam ibn ‘Urwah, tertolak.
B.
Urutan
Peristiwa Kronologis
Alasan
kedua. Terlebih dahulu perlu diketahui
peristiwa-peristiwa penting secara kronologis ini:
Pra-610
M : Zaman Jahiliyah
610
M : Permulaan Wahyu turun
610
M : Abu Bakar r.a. masuk Islam
613
M : Nabi Muhammad SAW mulai menyiarkan Islam secara terbuka
615
M : Umat Islam hijrah I ke Habsyah
616
M : Umar bin al-Khattab masuk Islam
620
M : Aisyah r.a dinikahkan
622
M : Hijrah ke Madinah
623/624
M : Aisyah serumah sebagai suami isteri dengan Nabi Muhammad SAW.
Menurut Al-Thabari,
keempat anak Abu Bakar ra. dilahirkan oleh isterinya pada zaman Jahiliyah.
Artinya sebelum 610 M.
Jika ‘Aisyah dinikahkan
dalam umur 6 tahun berarti ‘Aisyah lahir tahun 613 M. Padahal menurut
Al-Thabari semua keempat anak Abu Bakar ra. lahir pada zaman Jahiliyah, yaitu
sebelum tahun 610. Jadi kalau Aisyah ra. Dinikahkan sebelum 620 M, maka beliau
dinikahkan pada umur di atas 10 tahun dan hidup sebagai suami isteri dengan
Nabi Muhammad SAW dalam umur di atas 13 tahun. Kalau di atas 13 tahun, dalam
umur berapa pastinya beliau dinikahkan dan serumah? untuk itu kita perlu
menengok kepada kakak perempuan Aisyah ra. yaitu Asma.
C.
Perhitungan
Usia Aisyah
Menurut Abdurrahman ibn
Abi Zannad, “Asma 10 tahun lebih tua dari Aisyah ra.” (At-Thabari, Tarikh
Al-Mamluk, Jilid 4, hal. 50. Tabari meninggal 922 M) Menurut Ibnu Hajar
Al-Asqalani, Asma hidup hingga usia 100 tahun dan meninggal tahun 73 atau 74
Hijriyah (Al-Asqalani, Taqrib al-Tahzib, hal. 654). Artinya, apabila Asma
meninggal dalam usia 100 tahun dan meninggal pada tahun 73 atau 74 Hijriyah, maka
Asma berumur 27 atau 28 tahun pada waktu Hijrah, sehingga Aisyah berumur (27
atau 28) – 10 = 17 atau 18 tahun pada waktu Hijriyah. Dengan demikian berarti
Aisyah mulai hidup berumah tangga dengan Nabi Muhammad SAW pada waktu berumur
19 atau 20 tahun.
Allohu
a’lam bishshawab.
D.
Rijalul
Imam
Direktur ISCDIC (Indonesian Students Community for
Development of Islamic Civilization) Studi Kritis Umur Aisyah ra.Sejak
jaman sekolahan, kita telah membaca dan diberitahu bahwa Rasulullah s.a.w
menikahi Aisyah ra, putri Abu Bakar ash Shidiq ketika Aisyah ra. berumur 6
tahun, dan berumah tangga dengan Rasulullah s.a.w ketika Aisyah ra. berumur 9
tahun. Riwayat ini tercatat dengan terang dalam kitab hadist Sahih Bukhori dan
selama ratusan tahun menjadi? kebenaran? dan ? dibenarkan? oleh ulama-ulama dan
guru-guru agama dimanapun.
Hadist dan sejarah juga
mencatat bahwa saat Aisyah ra. menikah, beliau masih bermain-main dengan boneka
dan ayunannya. Siapa saja yang mendengar informasi ini? Apabila cara
berfikirnya masih normal? akan menolak menyetujui kekonyolan itu. Apabila kita
tidak memperhatikan bahwa pernikahan itu berlaku pada keluarga Rasulullah s.a.w
tentukan kita sudah menuding pria yang menikahi anak perempuan berumur 6 tahun
pastilah seorang pedofilia [1]. Lalu bagaimana para ulama dan umat Islam
mencari-cari pembenaran pernikahan Aisyah ra. Dengan Rasulullah s.a.w ketika
Aisyah ra. baru saja melewati masa balita-nya.
Pembenaran-pembenaran
yang dipaksakan itu adalah:
Menganggap pernikahan
seperti itu adalah wajar pada masa itu.Pernikahan tersebut menunjukan bahwa
Aisyah ra. sudah matang berumah tangga sejak kecil dan merupakan kehebatan
Islam dalam membentuk kedewasaan seorang anak.
Bagaimanapun,
penjelasan diatas tidak bisa diterima begitu saja oleh akal sehat. Hanya
orang-orang naif yang mempercayai jawaban itu dan secara tidak langsung terus
menerus mengkampanyekan pernikahan Aisyah ra. saat berumur 6 tahun.
Akibatnya, fitnah besar
telah datang terhadap kehormatan diri Rasulullah yang suci, pribadi yang
maksum, teladan umat Islam. Fitnah tersebut adalah bahwa seorang Nabi telah
menikahi anak perempuan di bawah umur, melucuti pakaian dan meniduri anak-anak
yang masih lucu-lucunya sambil memegang bonekanya. Belum lagi tuduhan pedofilia
yang di lancarkan musuh-musuh Islam terhadap Rasulullah s.a.w. Naudzubullahi
min dzalik.
Sebagian umat Islam
bungkam atas ? kebenaran? yang dipaksakan ini, lalu mereka membuat? pembenaran?
dengan cara yang dipaksakan pula agar? pembenaran? tersebut terlihat logis.
Anda tentu tidak akan menikahi anak perempuan anda yang berumur 6 tahun demi
menjalankan ?sunnahrasul? kan?
Umur Aisyah ra. telah
dicatat salah oleh hadist dan sejarah. Tidak benar bahwa Aisyah menikah ketika
berumur 6 tahun. Itu fitnah yang sangat keji. Seorang ulama besar hindustan
diabad 20, Hz. Maulana Habibur Rahman Siddiqui Al-Kandahlawi [2] karena kecintaannya
kepada pribadi Nabiullah, telah mengkaji secara mendalam umur Aisyah ra. Dan
men-tahqiq [3] hadist yang disahihkan oleh Bukhari-Muslim dalam kitab-nya yang
berjudul ?Umur Aesyah?.
Tentang umur Aisyah ra.
banyak ahli sejarah yang menyampaikan pendapatnya. Ada yang mengatakan 9 tahun,
14 tahun, namun kebanyakan berpegang pada kitab Sahih Bukrori-Muslim yang
menyebutkan Aisyah berumur 6 tahun saat menikah.
Dari Aisyah ra., ia
berkata: Rasulullah s.a.w menikahiku pada saat aku berusia enam tahun dan beliau
menggauliku saat berusia sembilan tahun. Aisyah ra. melanjutkan: Ketika kami
tiba di Madinah, aku terserang penyakit demam selama sebulan setelah itu
rambutku tumbuh lebat sepanjang pundak. Kemudian Ummu Ruman datang menemuiku
waktu aku sedang bermain ayunan bersama beberapa orang teman perempuanku. Ia
berteriak memanggilku, lalu aku mendatanginya sedangkan aku tidak mengetahui
apa yang diinginkan dariku. Kemudian ia segera menarik tanganku dan dituntun sampai
di muka pintu. Aku berkata: Huh.. huh.. hingga nafasku lega. Kemudian Ummu
Ruman dan aku memasuki sebuah rumah yang di sana telah banyak wanita Ansar.
Mereka mengucapkan selamat dan berkah dan atas nasib yang baik. Ummu Ruman
menyerahkanku kepada mereka sehingga mereka lalu memandikanku dan meriasku, dan
tidak ada yang membuatku terkejut kecuali ketika Rasulullah s.a.w datang dan
mereka meyerahkanku kepada beliau .
[Bukhari-Muslim No. 69
(1442)]
Makna yang sama
tercatat juga dalam kitab Sahih Bukhari Volume 5, buku-58 nomor 238. [4]
Dan masih banyak lagi
di dalam hadist dalam kitab Bukhari-Muslim yang mencatat cerita Aisyah ra. ini,
dimana memuat 3 informasi penting, yaitu: (1) Aisyah ra. di nikahi saat berumur
6 tahun, (2) berumah tangga saat berumur 9 tahun, (3) saat dirinya di serahkan
kepada Rasulullah, Aisyah sedang
bermain-main ayunan.
HADIST
UMUR AISYAH RA. TIDAK SHAHIH
Hz. Maulana Habibur
Rahman Siddiqui Al-Kandahlawi mencatat keganjilan pada hadis-hadist yang
menyebut umur Aisyah ra.
Bukti-bukti dalam
kitab-kitab yang ditulis oleh ulama Islam [5] berselisih tentang perawi hadist
tersebut riwayatnya bersumber dari Aisyah ra. atau-kah pengamatan Urwah bin
Zubair. Tapi yang pasti, bukan kata-kata Rasulullah s.a.w. Jika ini adalah
kata-kata Urwah bin Zubair [6], maka itu bukanlah hadist dan hanya sekedar
dongeng serta tidak memiliki implikasi apapun terhadap syariah.
Namun jika ini
perkataan Aisyah ra., setelah dicermati, semua hadist tersebut perawinya
tersambung kepada Hisyam bin Urwah dari bapaknya Urwah bin Zubair yang
diriwayatkan dari Aisyah ra. Hanya dari garis itu saja, hanya Hisyam bin Urwah
dan Urwah bin Zubair! Tidak ada yang lain.
Tidak ada
sahabat-sahabat nabi lainnya menceritakan umur Aisyah ra. saat menikah. Hanya
ada Hisyam bin Urwah!
Ada
apa dengan Hisyam bin Urwah? Dan siapa Urwah bin Zubair?
Tentang Hisyam bin
Urwah, dua ulama besar pernah menjadi muridnya, yaitu Imam Malik dan Imam
Hanafi. Hadist ini tidak tercatat dalam kitab Muwatta yang di tulis oleh
muridnya Hisyam bin Urwah, yaitu Imam Malik. Hadist ini tidak tercatat di
kitab-kitab yang ditulis Abu Hanifah.
Imam Malik dalam kitab
Muwatta menulis bahwa Hisyam layak dipercaya dalam semua perkara, kecuali
setelah dia tinggal di Iraq. Imam Malik sangat tidak rela dan tidak setuju
Hisyam bin Urwah dikatakan sebagai perawi Hadist. Tehzib al-Tehzib, merupakan
buku yang membahas mengenai kehidupan dan kredibiltas perawi hadis-hadis nabi
s.aw, menulis Hadist-hadist yang bersanad oleh Hisham bin Urwah adalah shahih
kecuali hadis-hadisnya yang di riwayatkan oleh orang-orang dari Iraq.
Ibnu Hajar mengatakan,
Penduduk Madinah menolak riwayat Hisyam bin Urwah yang diceritakan orang-orang
Iraq.
Dalam kesempatan lain
Ibnu Hajar mengatakan tentang Hisyam bin Urwah sebagai seorang Mudallis [6].
Yaqub bin Abi Syaibah berkata: Hisyam adalah orang yang tsiqoh (terpercaya),
tidak ada riwayatnya yang dicurigai, kecuali setelah ia tinggal di Irak.
Cukup mengejutkan
setelah kita mengetahui bahwa para perawi hadist umur Aisyah ra. semuanya
penduduk Iraq.
Dari
orang-orang Kufah, Iraq:
Sufyan bin Said Al-Thawri
Al-Kufi Sufyan bin ?Ainia Al-KufiAli
bin Masher Al-Kufi Abu
Muawiyah Al-Farid Al-KufiWaki bin Bakar
Al-KufiYunus bin Bakar
Al-KufiAbu Salmah Al-KufiHammad bin Zaid Al-KufiAbdah bin Sulaiman Al-Kufi
Dari
penduduk Basrah, Iraq:
Hammad bin Salamah Al-BasriJafar
bin Sulaiman Al-BasriHammad bin Said
Basri Wahab bin Khalid
Basri
Itulah orang-orang yang
meriwayatkan hadist umur Aisyah ra dari Hisyam bin Urwah. Hisyam hijrah ke Iraq
ketika berumur 71 tahun. Adalah aneh jika selama hidupnya Hisyam bin Urwah tidak
pernah menceritakan hadist ini kepada murid-muridnya seperti Imam Malik dan
Imam Hanafi dan sahabat-sahabatnya di Madinah selama 71 tahun tinggal di
Madinah.
Justru ia menceritakan
hadist ini ketika hari tua menjelang ajalnya kepada orang-orang Iraq.
Lebih aneh lagi ketika
kita mengetahui bahwa tidak ada penduduk Madinah atau Mekkah yang ikut
meriwayatkan hadist tersebut. Bukankah Madinah adalah tempat dimana Aisyah ra.
dan Rasulullah s.a.w pernah tinggal, serta tempat dimana penduduk Madinah
menyaksikan waktu dimana Aisyah ra. mulai berumah tangga dengan Rasulullah
s.a.w. Lalu mengapa orang-orang Iraq yang memiliki hadist ini?
Sesuatu
yang aneh bukan?
Jadi kesimpulannya
jelas, hadist umur Aisyah ra. saat menikah diceritakan hanya oleh orang-orang
Irak dari Hisyam bin Urwah. Hisyam bin Urwah mendapatkan hadist ini dari
bapaknya, Urwah bin Zubair. Ibnu Hajar menyebut tentang Urwah bin Zubair
seorang nashibi (orang yang membenci ahlul bait). Menurut Ibnu Hajar, seorang
nashibi riwayatnya tidak di percaya.
Kita tidak perlu
meragukan nasihat dan ilmu yang dimiliki Hisyam bin Urwah saat ia tinggal di
Madinah. Namun kita perlu memperhatikan pendapat ulama-ulama salaf yang menolak
semua hadist yang di riwayatkan Hisyam bin Urwah saat ia tinggal di Iraq. Lalu
bagaimana bisa Bukhari Muslim mencatat hadist ini dalam shahihnya?
BUKHARI
MUSLIM MENGGAMPANGKAN PERAWI HADIST UMUR AISYAH
Salah satu prinsip
ulama hadist yang dinukilkan oleh Baihaqi [7] adalah: ?Apabila kami
meriwayatkan hadis mengenai halal dan haram dan perintah dan larangan, kami
menilai dengan ketat sanad-sanad dan mengkritik perawi-perawinya, akan tetapi
apabila kami meriwayatkan tentang fazail (keutamaan) , pahala dan azab, kami
mempermudahkan tentang sanad dan berlembut tentang syarat-syarat perawi.(Fatehul-Ghaith,
ms 120)
Disinilah letak
masalahnya. Umur Aisyah memang digampangkan kritik perawinya karena dipandang
bukan bab penting mengenai halal atau haram suatu syariah. Para ulama hadist
mengabaikan kesilapan dan kelemahan perawi dalam hadist Umur Aisyah karena umur
tersebut dianggap tidak penting. Mereka tidak memeriksa perawinya secara
terperinci.
Ibnu Hajar membela
Bukhari tidak mungkin tersilap dalam mengambil perawi. Namun dengan kesal Hz.
Maulana Habibur Rahman Siddiqui Al-Kandahlawi mengatakan bahwa semua riwayat
Hisyam setelah tinggal di Iraq tidak bisa diterima. Mengenai tidak diterimanya
Hisyam setelah di tinggal Irak, Ibnu Hajar mengakui bahwa penduduk Madinah
menolak riwayat Hisyam. Mengenai ini, saya berpendapat Ibnu Hajar dan Imam Bukhari
tidak menyadari keputusannya mempermudah sanad dan berlemahlembut dalam syarat
perawi pada hadist umur Aisyah ra. Telah menciderai kepribadian Rasulullah
beberapa abad kemudian. Saya tidak menampik keluasan ilmu kedua ulama besar
tersebut, tapi kita yang hidup jaman sekarang patut meluruskan hadist tersebut.
Ketidaktelitian riwayat
Hisyam ini memang tidak mengalami masalah di jaman dulu, namun berakibat buruk
saat ini. Di abad ke 20 ini, tanpa disadari oleh ulama-ulama hadist di jaman
dulu, masalah umur Aisyah ra. telah menjadi fitnah yang keji terhadap pribadi
Rasulullah s.a.w.
Fitnah ini tanpa sadar
diiyakan oleh umat Islam sambil terseok-seok mencari pembenarannya.
Alhamdulillah, fitnah ini telah diluruskan oleh Hz. Maulana Habibur Rahman Siddiqui Al-Kandahlawi yang men-tahqiq
hadist Bukhari tersebut.
Lalu berapa umur Aisyah
ra. saat menikah dengan Rasulullah s.a.w?
Justru Hz. Maulana
Habibur Rahman Siddiqui Al-Kandahlawi berpegang lagi kepada hadist-hadist
Bukhari-Muslim.
Setelah kita mengetahui
bahwa hadist tentang umur Aisyah ra. Saat menikah dengan Rasulullah s.a.w
adalah hadist yang dhaif ?atau di-dhaifkan? maka sudah sepantasnya umat Islam
tidak lagi menulis atau menyebutkan umur Aisyah ra. saat menikah adalah 6
tahun.
Tulisan ini dibuat
setelah melakukan walking blog terhadap blog beberapa anak-anak Tarbiyah yang
secara mengejutkan masih banyak yang bangga dengan umur Aisyah ra. saat
menikah. Secara mengejutkan mereka justru telah mempropagandakan sebuah fitnah
terhadap nabi mereka.
Ditulis karena
kecintaan yang besar kepada Ummul Mukminin Aisyah ra., Istri Rasulullah s.a.w,
putri Khalifah pertama umat Islam, dan sumber riwayat hampir seper-empat
hadist-hadist dan sunnah Rasul.
===========
[1] Pedofilia:
kondisi orang yang
mempunya ketertarikan atau hasrat seksual kepada anak-anak yang belum memasuki
usia remaja. Definisi dari Wikipedia
Indonesiahttp://id.wikipedia.org/wiki/Pedofilia
[2] Hz. Maulana Habibur
Rahman Siddiqui Al-Kandahlawi, seorang ulama hadist dari tanah Hindustan yang
lahir di Kandahla-India, tahun 1924. Tanah
hindustan di kenal
banyak melahirkan ulama hadist, seperti al-Muttaqi.
Bapanya ialah Mufti
Isyfaq Rahman, seorang ulama hadis yang amat disegani dan juga pernah menjadi
mufti besar Bhopal, India.
[3] Tahqiq: Komentar
atas sebuah hadist dan pembahasan lebih teliti.
[4] Sahih Bukhari
Volume 8, Buku 73, Nomer 151, Sahih Bukhari Volume 5, Book 58, Number 236,
Sahih Bukhari Volume 7, Book 62, Number 64, Sahih Bukhari Volume 7, Book 62,
Number 65, Sahih Bukhari Volume 5, Book 58, Number 234, Sahih Bukhari Volume 7,
Book 62, Number 18
[5] Perselisihan dan
keanehan riwayat hadist ini termuat dalam Saheh Bukhari, Saheh Muslim, Sunan
Abu Daud, Jami Tirmizi, Sunan Ibnu Majah, Sunan Darimi dan Musnad Humaidi
[6] Urwah bin Zubair
adalah salah seorang Tabiin yang pernah berguru pada Aisyah ra. Di Madinah.
Urwah adalah putra Zubair bin Awwam, seorang sahabat
Rasulullah yang
tercatat dalam berbagai kitab sebagai salah seorang sahabat yang dijamin masuk
surga dan dikenal sebagai Ahlul Syuro yang ditugaskan oleh khalifah Umar untuk
memilih khalifah baru penggantinya.
[7] Baihaqi menukil
pendapat tersebut dari Abdur-Rahman bin al-Mahdi. Abdur-Rahman bin al-Mahdi
merupakan guru Imam Bukhari dan Imam Musli. Beliau adalah tokoh penting dalam
ilmu rijal (biografi perawi).
Berapa Umur Aisyah Saat
Menikah?
Data-data
berikut dapat digunakan untuk menganalisa umur Aisyah ra.
Data
Ke-1
Al-Tabari mengatakan:
??????Semua anak Abu Bakr (4 orang) dilahirkan pada masa jahiliyah dari 2
isterinya [1]
Itu
artinya Aisyah ra. lahir sebelum Rasulullah menerima wahyu.
Rasulullah berdakwah di
Mekkah selama 13 tahun sebelum Hijrah ke Madinah dan Aisyah tinggal bersama
Rasulullah di tahun ke-2 Hijriah.
Artinya, di tahun ke-2
Hijariah, umur Aisyah sekurang-kurangnya adalah 14 tahun, bukan 9 tahun!
Data
ke-2
Ibnu Hajar mengatakan,?Fatimah
dilahirkan ketika Ka`bah dibangun kembali, ketika Nabi saw berusia 35 tahun?
Fatimah 5 tahun lebih tua dari Aisyah [2]
Itu artinya, Aisyah ra.
lahir bersamaan dengan tahun Rasulullah menerima wahyu pertama kali. Artinya,
pada saat hijrah, umur Aisyah ra. adalah 13 tahun, dan saat tinggal bersama
Rasulullah Aisyah berumur 14 tahun, bukan 9 tahun!
Data
ke-3
Menurut Abdal-Rahman
ibn abi zanna: ?Asma lebih tua 10 tahun dibanding Aisya [3]
Menurut Ibn Kathir:
?Asma lebih tua 10 tahun dari adiknya [Aisyah] [4] Itu artinya, umur
Aisyah dengan umur Asma berselisih 10 tahun.
Berapa umur Aisyah?
Secara sederhana kita harus lihat berapa umur Asma. Para Ulama salaf sepakat
Asma meninggal pada umur 100 tahun di tahun 73 H, berdasarkan sumber berikut:
Menurut Ibn Kathir:
Asma melihat pembunuhan anaknya pada tahun 73 H, dan 5 hari kemudian Asma
meninggal. Menurut riwayat lainya, dia meninggal 10 atau 20 hari kemudian, atau
bebrapa hari lebih dari 20 hari, atau 100 hari kemudian. Riwayat yang paling
kuat adalah 100 hari kemudian. Pada waktu Asma Meninggal, dia berusia 100 tahun
[5]
Menurut Ibn Hajar
Al-Asqalani: ?Asma hidup sampai 100 tahun dan meninggal pada 73 or 74 H.[6].
Itu artinya saat hijrah
umur Asma adalah 27 tahun. Jika Aisyah lebih muda10 tahun dari Asma, maka bisa
di simpulkan Aisyah ra. berumur 17-18 tahun saat hijrah ke madinah. Artinya,
Aisyah ra. tinggal berumah tangga dengan Rasulullah saat berumur 18-19 tahun,
bukan 9 tahun!
Data
ke-4
Dalam Sahih Bukhari [7]
, ditemukan satu riwayat dari Zuhri bin Urwah, dari Urwah bin Zubair, dari
Aisyah ra. Riwayat ini di riwayatkan oleh 2 orang perawi Mesir, 1 perawi Syam
dan 2 perawi dari Madinah.
Hadist ini isinya
panjang sekali. Ummul Mukminim bercerita dengan sangat detail dan rinci
kejadian di rumahnya sejak pelantikan kerasulan hingga hijrah bapaknya, yaitu
Abu Bakar ash Shidiq ke Habsyah. Aisyah ra. ingat betul siapa saja yang datang
dan pergi dari rumahnya.
Jika kita perhatikan
seksama isi hadist tersebut, tentulah kita mempercayai bahwa Aisyah ra. yang
menceritakan hadist tersebut bukanlah seorang bayi. Sekurang-kurangnya dia
berumur 5-6 tahun. Karena pada umur itulah seorang manusia sudah bisa mengingat
dan mengenali kejadian di sekelilingnya.
https://bin99.wordpress.com/about/meluruskan-riwayat-pernikahan-rasulullah-saw-aisyah-r-a/