ASSALAMU'ALAIKUM WR. SELAMAT DATANG DI BLOG WINNER1COMMUNITY

Kamis, 14 Februari 2013

Baik dan Benar

Hidup itu sedapatnya mengikuti aturan “BAIK” dan “BENAR”.  Supaya apa?  Supaya kita termasuk dalam golongan orang-orang yang beruntung.  Itulah fitrah.

"Baik" tapi "tidak benar", bukanlah fitrah, sebaliknya, "benar" tetapi "tidak baik" juga bukan fitrah.  Maka, sekuat tenaga berusahalah untuk baik dan benar.  Barang baik belum tentu benar, barang benar belum tentu baik.

Sedekah itu baik, semua ulama selalu mengatakan sedekah itu baik.  Sampeyan punya roti lalu disedekahkan untuk tetangga, itu baik.  Kalau caranya sedekah sampeyan lemparkan kemukanya, itu baik tapi nggak benar.

Shalat, itu baik, sampai-sampai ada orang yang shalat dhuhur ditambahi lima raka’at.  Shalatnya baik, tapi nggak benar….


Hahahahaha…
.
Sampeyan jalan ketemu teman, kemudian sampeyan tanya,”Darimana, Kang?”

“Dari belakang!”

Lalu sampeyan tanya lagi, “Lho, emang mau kemana?”

“Ya mau ke depan!”

Jawaban teman sampeyan itu, benar.  Dijawab dari belakang mau kedepan.  Tapi yo mangkel’ke ati…

Bertemu dengan teman lama, lalu sampeyan tanya lagi, “Bro, rumahmu dimana, bro?”

“Rumahku? Nggak kubawa..”

Benarkan jawaban ini?  Bener kalau rumahnya dibawa itu bekicot…. Hahahaha.  Ini benar tapi ngga baik.

Ada teman baru punya mobil baru, sampeyan datang senyum-senyum,”Wah, mobil baru, nih?  Berapa belinya?”

Temen sampeyan jawab enteng, “Satu aja!”

“Berapa harganya?”

“Nggak dijual!” J

Ngobrol-ngobrol di warung kopi, sampeyan dapat berita dari teman ngobrol bahwa kawan lama sampeyan baru saja menikah,  “Akhirnya… Dengan siapa dia menikah?”

Lagi-lagi teman sampeyan menjawab, “Ya, dengan orang!”

Hihihihihihi

Demikian, cerita-cerita di atas memang disadari kerap terjadi yang barangkali dari hal-hal kecil kita bisa belajar untuk tahu apa yang baik dan apa yang benar. 

Tapi, memang begitulah fitrahnya jika kita menginginkan menjadi orang yang beruntung… J 




Tidak ada komentar:

Posting Komentar