ASSALAMU'ALAIKUM WR. SELAMAT DATANG DI BLOG WINNER1COMMUNITY

Kamis, 14 Februari 2013

Orang Tua


Memang, sekuat apapun seorang anak berusaha membalas “hutang jasa” kepada orang tua, tidak akan pernah bisa membalasnya.  Selamanya.

Tidak ada orang tua, tidak ada anak.  Orang tua menahan sakit ketika melahirkan anak, anak tidak pernah merasakan sakit melahirkan orang tua.  Orang tua membersihkan kotoran anak semasa kecil, anak membersihkan kotoran orang tua hanya ketika akan menjelang kematiannya.  Orang tua susah payah merawat anak ketika sakit, kebingungan mencari obat dan yang diharap kesembuhan anak, anak hanya merawat orang tua hanya menunggu kematiannya.  Orang tua susah payah merawat anak tahunan, anak merawat orang tua Cuma sebentar.  Orang tua ikhlas merawat anak tidak menuntut bayaran, tapi anak merawat orang tua yang diharap-harap  adalah warisan.


Ibarat tubuh, orang tua adalah mata dan anak adalah tangan.  Ketika mata terluka, tangan tidak merasakannya.  Tapi ketika tangan terluka, mata akan menangis menahan sakit.

Tidak ada yang diharapkan oleh orang tua kecuali kebahagiaan sang anak.  Orang tua satu bisa merawat delapan anak hingga anak menjadi orang yang berhasil, tapi anak delapan terkadang tidak bisa merawat hanya satu orang tua.  Anak bisa menjadi seorang sarjana padahal orang tua adalah seorang yang buta huruf.  Ini membuktikan ukuran kepintaran anak itu seimbang dengan kebodohannya orang tua. 

Begitupun ketika seorang anak itu sukses dan berhasil, orang tua tetap dalam kehidupannya, nasibnya tetap melas, hanya bisa cerita dengan bangga.

“Alhamdulillah, mbak yu, anakku yang di Surabaya jadi PULISI.  Yang di Samarinda jadi KENTARA, Yang di Sidoarjo jadi Mandor Lumpur, yang di Malang jadi Guru….”  J

Tidak pernah orang tua menuntut bayaran atas apa yang sudah dilakukannya pada anak, hingga anak itu menjadi sukses dan berhasil, “Nak, sudah 30 tahun bapak membesarkan kamu, sekarang hidupmu dah enak, banyak duit.  Sekarang bapak minta ongkos biaya membesarkanmu Rp. 20.000/ bulan selama 30 tahun….” Hihihihihi

Yah, sekali lagi.  Kebanggaan dan kepuasan orang tua adalah ketika melihat anaknya bahagia dengan pernak-pernik kesuksesan dunia dan akhirat (ahlak dunia dan akhirat).  Tidak lebih.

Yang senang jika anak itu sukses dan berhasil siapa?  Jelas Istrinya.  Orang tua dikunjungi paling setahun sekali, itu pun ketika lebaran.  Bapaknya dibelikan baju taqwa sama sarung Cap Gajah Duduk.  Ibunya diberi uang Rp. 200.000, tapi oleh ibu, 4 cucunya disangui semua, masing-masing Rp. 50.000. Habisssss.
Belum lagi, ketika pulang si anak bawa barang dari rumah orang tua.  Beras, kelapa, kue-kue… huft.

Si ibu berdiri diteras sambil menghela nafas panjang.  Alhamdulillah, perampoknya sudah pergi ….. hihihihi.
Anggaplah orang tua itu Al Qur’an.  Rawatlah dengan sebaik-baiknya.  Seburuk-buruknya Al Qur’an, ambillah dengan berwudhu terlebih dahulu.  Seburuk-buruknya, secerewet-cerewetnya orang tua, tetaplah manusia yang melahirkan, memelihara dan merawat kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar