Bahwa,
dunia ini rumahnya orang yang tidak punya rumah, desanya orang yang tidak punya
desa, kampungnya orang yang tidak punya kampung bahkan dunia ini negaranya
orang yang tidak punya Negara. Saya dan sampeyan
ini sebenarnya bukan penduduk dunia.
Kita ini didunia adalah pendatang, imigran. Aslinya adalah penduduk surga.
Saya mendapat kabar, barang yang kita pakai di dunia ini ternyata
sekedar gantian, semuanya barang yang kita pakai sekarang ini bekas barang yang
dipakai orang lain sebelum kita, sebentar lagi akan digantikan oleh anak cucu
kita. Hidup didunia ini sekedar “pinjam
tempat”, maksudnya, cepat atau lambat apa yang ada pada diri kita bakal digantikan
dengan yang lain.
Kita
menduduki jabatan, adalah jabatan yang pernah dipakai oleh orang lain sebelum
kita, kelak jabatan kita kembali akan digantikan dengan orang lain lagi. Kita
menempati rumah mewah sebentar lagi akan diganti dengan orang lain. Kita memiliki kendaraan, sebentar lagi akan
diganti oleh orang lain. Kita hidup
didunia pun, tak lama akan berganti dengan orang lain. Oleh sebab itu, karena semuanya sekedar
pinjaman, perlu dirawat yang baik, meninggalkan kesan yang baik, meninggalkan
kenang-kenangan yang baik, sehingga anak-cucu kita akan mempunyai kebanggaan
pada kita.
Harta
yang sampeyan kumpulkan dan sampeyan simpan, dalam waktu dekat juga akan
berpindah ke orang lain.
Suami-isteri
yang ada sama sampeyan, itu masih
jadi milik sampeyan, kelak sampai sampeyan mati, kadang akan digantikan
dengan orang lain.
Saya
kasih tahu, ya. Isteri itu awet yang jelek. Sampai matinya sampeyan, ga bakalan ada yang gantikan posisi sampeyan. Coba Isteri
cantik, putih mulus, banyak duit, hmmm…. Ga’
lama, jantungan sampeyan.
Kadang,
kita belum matipun sudah dilirik-lirik orang lain. Ada suaminya mati, si isteri nangis meraung-raung disamping jasad suaminya,
sudah didekati orang. Ada yang kelihatannya
menghibur, tapi ternyata ada udang dibalik batu. “Sudah,
dek, jangan ditangisi terus, ini sudah takdirnya suamimu. Kita do’akan saja, semoga amal ibadahnya
diterima Yang Maha Kuasa. Sudahlah, ntar
kalau ada kebutuhan apa-apa, ga usah malu-malu, bilang aja sama saya! Pasti
beres!” tapi dalam hati, “Hmmm,
silahkan tangisi terus,dek. Habiskan air
matamu, sebentar lagi kau akan jatuh kepelukanku.” Wadaaaaw.
Sampeyan punya suami guuanteeeng, banyak duit,
kayak artis Korea, saya katakan sekali lagi, banyak sakit hatinya hidup sampeyan. Bakalan takut kehilangan diambil orang,
sampai-sampai mau keluar rumah pun mesti diawasi. Coba kalau suaminya jelek, hitam, bunder, rambut kriwil,dah gitu suka kentut, lagi, lepas aja
dipinggir jalan, dijamin ga’ bakalan
hilang. Jangankan ketemu orang, demit aja lari nyimpang. Wkwkwkwkw.
Mohon
maaf, hasil riset membuktikan bahwa suami-isteri itu awet yang jelek. Cantik - gagah itu ga lama, paling hitungan 10
tahun sudah ga’ cantik lagi. Tapi kalau jelek, sampai tahunan ya uuuuuuuuuawet tetap jelek… Hi hi hi
Jodoh
itu pilihannya Gusti Allah, kita ga’ bisa menentukan, tapi cuma bisa ikhtiar
menemukan. Makanya jangan heran kalau
pernah melihat isterinya, sudah pendek, bundar, jelek, tapi suaminya tinggi - besar,
gagah, tampan. Jadi kalau jalan bareng kayak angka 10. Ya itu jodoh.
Atau sebaliknya.
Karena
jodoh itu sudah pilihan Allah, supaya hidup bisa tentram, sakinah, mawardah,
warohmah, tugas kita cuma satu. Yaitu “Pandai Memanfaatkan”.
Isteri
cerewet, manfaatkan kecerewetannya. “Alhamdulillah, ngirit setrum, ga perlu
nyetel radio”.
Sampeyan punya suami ngorok, manfaatkan ke-ngorokannya. “Alhamdulillah
ada music pengantar tidur.”
Sampeyan punya suami-isteri jelek, manfaatkan
kejelekannya. “Lho, jelek emang ada manfaatnya?
Ada… Minimal buat nakutin demit… Hihihi”
Sampeyan kalau ga’
bisa manfaatkan kekurangan yang ada pada pasangan sampeyan, saya jamin, ga’
lama hidup sampeyan. Gampang
jantungan. Bagaimanapun, yang sudah jadi
milik sampeyan, itulah jodoh. Biar bagaimanapun guuuuaaanteng dan cantiknya pasangan sampeyan, kalau bukan jodoh, ga’
lama, pasti pisah.
Maya
Estianti, kurang cantik apa dengan Ahmad Dhani.
Pisah!
Dewi
Persik, kurang cantik apa? Ya pisah
dengan Saiful Jamil!
Krisdayanti,
kurang cantik apa? Ya pisah dengan Anang
Hermansyah!
Hapal,
lha temanku semua, kok….. Hihihi.
Jadi,
kita hidup di dunia ini sebagai imigran, bukan penduduk asli, dan apa-apa yang
ada dunia ini adalah sekedar pinjaman, yang perlu kita rawat baik-baik dan
jangan sampai rusak. Kelak, jika
waktunya selesai, kita akan kembali ke tempat asal kita, dan akan
mempertanggungjawabkan atas apa yang kita pinjam selama dunia.
Apa
pun yang ada di dunia ini harus menjadi bekal kepulangan kita menuju alam
keabadian. Benarlah apa yang dikatakan Ali bin Abi Thalib ra. ketika seseorang
bertanya tentang apa yang dilakukan para sahabat di zaman Rasulullah SAW.
Ali
ra mengatakan bahwa apa yang dilakukan para sahabat adalah ibadah. Tidak ada
satupun yang dilakukan mereka kecuali bernilai ibadah, baik itu dalam
kesendiriannya, berkeluarga, maupun dalam bermuamalah. Kenapa mereka mampu
melakukan semua ini? Jawabnya, mereka tahu bahwa hidup ini hanya persinggahan
sementara dan ada kematian yang akan menjadi akhir hidup mereka di dunia.
Karena itu, mereka menjadikan dunia sebagai ajang berbekal diri untuk menyambut
hidup yang lebih abadi. Wallahu a'lam bish-shawab
Catatanku dari KH Anwar Zahid
Tidak ada komentar:
Posting Komentar