ASSALAMU'ALAIKUM WR. SELAMAT DATANG DI BLOG WINNER1COMMUNITY

Selasa, 05 Februari 2013

Shalat


Dalam suatu kesempatan senggang, ketika kami berkumpul disalah satu ruangan kantor, seorang teman membuka pembicaraan tentang shalat, kenapa begini, kenapa begitu, kenapa harus ini, kenapa harus itu, dan sebagainya dan sebagainya yang tidak mungkin saya sebutkan satu-persatu disini….Hihihi.

Yah, begitulah, hitung-hitung tambah ilmu, yang tidak tahu menjadi tahu dan yang tahu semakin tahu, meskipun yang disampaikan itu benar atau nggak , yah, bener dikit tak apalah…

Banyak cerita yang diceritakan kembali oleh kawan saya tentang sosok ulama yang dianggap khusyu’ dalam shalatnya, sampai akhirnya mengacu pada sosok Ali ra, yang diuji kekhusyu’an shalatnya oleh Baginda Nabi Muhammad SAW, yang bisa dikatakan tidak juga bisa khusyu.  Itu dikarenakan ada ujian sebelumnya berupa tawaran / hadiah yang akan diberikan selendang oleh Rasulullah.  Itu Sayidina Ali yang shalat, orang yang termasuk dekat dengan Allah, apalagi Sayidina Deddy. bweeeh,, jauuuuuuuuh...hedeeeeeeeeeeh
  
Oleh karena itu, kata nabi, sebelum kita shalat, kita diminta untuk membebaskan pikiran kita dari segala hal yang nantinya bakal membuyarkan konsentrasi kita berbincang pada Allah, dengan mengucapkan kalimat-kalimat perlindungan.

Tapi bagaimana bisa khusyu’, terkadang kita ini tidak kompak.  Justru ketika shalat berjama’ah, kita sering memperhatikan jama’ah lainnya.  Terutama dari segi berpakaian.

Pernah suatu ketika, saya ikut shalat berjama’ah.  Pada awalnya rasa muuuanteb, mata terpejam, sambil mengucapkan bacaan-bacaan shalat dengan berusaha memahami artinya.  Pas buka mata, kok tega-teganya saya membaca tulisan di bagian belakang baju jama’ah yang berada persis di depan saya, “Aji-No-Moto”….Walaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaah.

Ya udah… Lanjutin aja.  Wkwkwkwkw

Namanya juga usaha.  Tapi ada suatu keyakinan dalam hati saya.  Khyusu’ itu tidaklah gampang.  Sangat-sangat tidak gampang.  Siapa, sih yang bisa? Saya kepingin belajar darinya, Suuueer!!

Khusyu’ -menurut saya, sekali lagi ini menurut saya, lho, ya, kalau salah jangan diikuti J- tidak bisa dicari, dan khusyu itu akan datang dengan sendirinya apa bila kita melakukannya dalam keadaan pasrah.  Pasrah yang bagaimana?  Apapun yang terjadi, terima saja, bukan berarti apa yang datang dalam hati dan pikiran itu kita ikuti.  Tapi sekali lagi saya katakan, terima saja.  Lha, wong yang mengijinkan "pengacau" datang itu semua juga Allah (hehehe).  Cuma yang bisa kita lakukan adalah menyempurnakan gerakannya saja terlebih dahulu, setelah gerakan sudah manteb, barulah memahami makna dari bacaan yang kita baca.(mungkin, lho, ya)

Kok bisa begitu?

Terus terang, saya terinspirasi ketika melakukan gerakan “TAI CHI”.  Tahu, ga, apa itu?  Ga’ tahu? Tai chi itu adalah gerakan yang bisa sampeyan search di Google…. Hah!!???

Oke, oke, … saya beri gambaran sedikit.  Dalam tai chi, langkah awal adalah menghapal gerakan, mempraktekkannya selembut mungkin.  Setelah hapal mati, lalu memadukannya dengan nafas, kapan nafas harus keluar, dan kapan nafas harus masuk.  Setelah tahap ini selesai, sudah deh.  Tinggal bergerak aja, dan iramanya akan berjalan dengan sendirinya tanpa diatur lagi, karena apa?  Ya, jelas, karena sudah hafal… Hehehe.  Percaya atau tidak, jika melakukan ini, kita bahkan seolah-olah lupa kalau kita itu sedang bergerak, juga seolah-olah lupa jika kita sebenarnya sedang bernafas, mengalir dengan sendirinya.  Yang ada hanyalah rasa tenang dan damai.

Kembali kepada shalat, gerakan shalat sebenarnya menyehatkan, bagaimana tidak sehat, gerakannya mampu melemaskan otot-otot tubuh, sehingga darah menjadi lancar.  Apalagi ketika dalam posisi sujud, dimana di posisi ini aliran darah yang menuju ke kepala membawa oksigen  akan menutrisi jaringan-jaringan halus pada otak kita.  Saat otak mendapat suplai oksigen, maka otak akan mengeluarkan semacam zat morfin.  Bagi yang pernah mengisap morfin, tentu tahu rasanya (jangan tanya saya rasanya, karena ga pernah ngerasain.. hehehe).  Ya, semakin candu akan semakin nikmat (katanya, seeeh).  Tapi ini morfin alami, lho, yang dikeluarkan oleh otak kita, sehingga dijamin aman 100 %.  Bahkan menyehatkan. Saat itulah kita akan menjadi tenang, sehingga terlontarlah dalam ucapan kita, tasbih…”Maha Tinggi Engkau Ya Allah, dan aku memuji-MU”   Sehingga wajar para ulama sufi mengatakan, mereka sangat merindukan saat-sat shalat.  Ya itu, karena ga’ ngebosenin.

Berbeda ketika kita mendengar lagu syahdu.  Awalnya sih, rasanya tenteraaaaaaaaam buuanget.  Tapi semakin sering didengerin, lama-lama bosan juga, khaaan?

Yah, Khusyu’ memang berat kecuali bagi orang yang sabar, dan memiliki keyakinan akan bertemu dengan tuhannya, dan memiliki keyakinan akan kepastian kembalinya nanti ialah Allah SWT.

Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu',
orang-orang yang meyakini, bahwa mereka akan menemui Tuhannya, dan bahwa mereka akan kembali kepada-Nya (Al Baqarah : 45-46)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar