Suatu ketika, seorang kawan
bertanya pada saya, tentang bagaimana alam semesta ini diciptakan, dan tua mana
fosil-fosil manusia yang ditemukan oleh para arkeolog itu dengan nabi Adam as.
Al Qur’an menjelaskan, Allah mengajak manusia agar tidak serta merta menerima informasi begitu saja, melainkan haruslah disertai dengan ilmu pengetahuan tentang informasi tersebut. Allah mengajak manusia agar tidak mengikuti secara buta kepercayaan dan norma-norma
yang diajarkan masyarakat, agar merenung dengan terlebih dahulu menyingkirkan segala prasangka, hal tabu, dan batasan yang ada dalam pikiran mereka.
Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan
tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan
diminta pertanggungan jawabnya. (al Israa’ (17) : 36)
Selayaknya, manusia harus
berfikir tentang bagaimana sesuatu itu menjadi ada termasuk diri dan alam
semesta ini. Bagaimana ia diciptakan,
dan bagaimana ia dihancurkan kembali.
Menurut saya, informasi apapun
dalam hal tentang kejadian/penciptaan bisa saja kita ambil, tetapi tidaklah
diterima begitu saja tanpa mencari kebenarannya.
Dalam Al Quran, manusia diseru
untuk merenungi berbagai kejadian dan benda alam, yang dengan jelas memberikan
kesaksian akan keberadaan dan keesaan Allah beserta sifat-sifat-Nya. Dalam Al
Quran, segala sesuatu yang memberikan kesaksian ini disebut
"tanda-tanda", yang berarti "bukti yang teruji kebenarannya,
pengetahuan mutlak, dan pernyataan kebenaran." Jadi, tanda-tanda kebesaran
Allah terdiri atas segala sesuatu di alam semesta ini yang memperlihatkan dan
menyampaikan keberadaan dan sifat-sifat Allah.
Orang-orang yang dapat mengamati
dan senantiasa ingat akan hal ini akan memahami bahwa seluruh jagat raya
tersusun hanya dari tanda-tanda kebesaran Allah.
Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam
dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia,
dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia
hidupkan bumi sesudah mati -nya dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis
hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi;
sungguh tanda-tanda bagi kaum yang memikirkan. (Qs: 2. Al Baqarah
: 164)
Jadi, adalah suatu kewajiban bagi
setiap orang yang mengaku beriman untuk dapat melihat tanda-tanda kebesaran
Allah…. Dengan demikian, orang tersebut akan mengenal Sang Pencipta yang
menciptakan dirinya dan segala sesuatu yang lain, menjadi lebih dekat
kepada-Nya, menemukan makna keberadaan dan hidupnya, dan menjadi orang yang
beruntung dunia dan akhirat.
B. Alam Semesta diciptakan
Ada beberapa teori mengenai awal
kejadian alam semseta ini diciptakan.
Kalangan filsafat materialis berpendapat, bahwa seluruh alam semesta ini
terbentuk melalui serangkaian peristiwa yang disebutnya “Kebetulan”. Pendapat
kaum materialis yang berlaku selama beberapa abad hingga awal abad ke-20
menyatakan, bahwa alam semesta memiliki dimensi tak terbatas, tidak memiliki
awal, dan akan tetap ada untuk selamanya. Menurut pandangan ini, yang disebut
"model alam semesta yang statis", alam semesta tidak memiliki awal
maupun akhir.
Dengan memberikan dasar bagi
filosofi materialis, pandangan ini menyangkal adanya Sang Pencipta, dengan
menyatakan bahwa alam semesta ini adalah kumpulan materi yang konstan, stabil,
dan tidak berubah-ubah.
Benarkah demikian?
Secara jujur jika kita melihat
dan mau berfikir, adanya sesuatu pasti ada yang mengadakan, keteraturan,
keserasian, dan keseimbangan yang terjadi di alam semesta ini bukanlah terjadi
secara kebetulan. Ada scenario dan
kendali yang amat dahsyat didalamnya.
Dunia yang kita huni ini termasuk
salah satunya. Bagaimana bumi ini
diciptakan teramat istimewa, sehingga sangat cocok bagi berlangsungnya
kehidupan oleh mahluk hidup. Semua ini
menggambarkan adanya bukanlah suatu hal yang kebetulan. Keteraturan ini membuktikan kekuasaan Allah
yang abadi, Yang menciptakan alam semesta dari ketiadaan lalu memberinya
bentuk.

Maka apakah mereka tidak melihat akan langit yang ada di
atas mereka, bagaimana Kami
meninggikannya dan menghiasinya
dan langit itu tidak mempunyai retak-retak sedikitpun ? (QS. Qaf 56 : 6)
"Dan langit itu Kami bangun dengan kekuasaan (Kami) dan
sesungguhnya Kami benar-benar meluaskannya." (QS. Adz-Dzaariyat, 51: 47)
Allah SWT berfirman, bahwa langit
itu ditinggikan dan diluaskan olehNya.
Berdasarkan penelitian, ditemukan bahwa kenyataannya, alam semesta saat
ini sedang mengembang.
Saya akan coba menggambarkan agar
lebih mudah dimengerti, kita bayangkan alam semesta ini seperti permukaan balon
yang tengah ditiup. Sama seperti titik-titik pada permukaan balon akan saling
menjauhi karena balonnya mengembang, benda-benda di angkasa saling menjauhi
karena alam semesta terus memuai.
Secara tidak langsung, pemuaian
yang terjadi menunjukkan bahwa alam semesta bermula dari satu titik tunggal
yang mengandung semua materi alam semesta. Alam semesta tercipta akibat
meledaknya titik tunggal yang memiliki volume nol tersebut. Ledakan hebat yang
menandakan awal terbentuknya alam semesta ini dinamakan Ledakan Besar (Big
Bang), dan teori ini dinamai mengikuti nama ledakan tersebut.
Perhatikan ayat berikut ini :
”Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit
dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan
antara keduanya dengan kekuatan.. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang
hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga
beriman? (Qs. Al Anbiyaa’ (21) : 30”)
“Volume nol” hanya sekedar
gambaran untuk memudahkan pemahaman tentang konsep “ketiadaan” dengan menyatakan titik tunggal tersebut
sebagai "titik yang memiliki volume nol". Sebenarnya, "titik
yang tidak memiliki volume" ini berarti "ketiadaan". Alam
semesta muncul dari ketiadaan. Dengan kata lain, alam semesta diciptakan. Diciptakan dari sebuah ledakan yang sangat
dahsyat, memisahkan langit, matahari dan planet-planet lainnya termasuk bumi.
Jika kita membandingkan
pernyataan pada ayat di atas dengan teori Ledakan Besar, terlihat kesamaan yang
sangat jelas. Namun, teori ini baru diperkenalkan sebagai teori ilmiah pada
abad ke-20.
Pemuaian alam semesta merupakan
salah satu bukti terpenting bahwa alam semesta diciptakan dari ketiadaan.
Meskipun fakta di atas baru ditemukan pada abad ke-20, Allah telah
memberitahukan kenyataan ini kepada kita dalam Al Quran 1.400 tahun yang lalu.
Singkatnya, temuan-temuan ilmu
alam modern mendukung kebenaran yang dinyatakan dalam Al Quran dan bukan dogma
materialis. Kaum Filsafat materialis boleh saja menyatakan bahwa semua itu
"kebetulan", namun fakta yang jelas adalah bahwa alam semesta terjadi
sebagai hasil penciptaan dari pihak Allah dan satu-satunya pengetahuan yang
benar tentang asal mula alam semesta ditemukan dalam firman Allah yang
diturunkan kepada kita.
Fakta ini, yang baru ditemukan
oleh fisika modern pada akhir abad ini, telah diberitakan Al Quran empat belas
abad yang lalu.
Masa Penciptaan
“Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan
bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas 'Arsy . Dia menutupkan malam
kepada siang yang mengikutinya dengan cepat, dan matahari, bulan dan bintang-bintang tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah,
menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. Maha Suci Allah, Tuhan semesta
alam (Qs. Al A’raaf (7): 54)
Al-Qur'an tidak mengatakan
"50.000 tahun" waktu bumi. Karena waktu ini adalah waktu relatif di
suatu tempat di “langit” bagi Allah, di mana satu hari sama dengan 1.000 tahun
waktu bumi. Hari relatif tersebut merupakan umur alam semesta di mana sistem
tata surya manusia (kita) berada.
“Naik Malaikat dan ruh kepadaNYA dalam sehari yang kadarnya lima puluh
ribu tahun" (al-Ma'arij 70 : 4)
Dan mereka meminta kepadamu agar azab itu disegerakan, padahal Allah
sekali-kali tidak akan menyalahi janji-Nya. Sesungguhnya sehari disisi Tuhanmu
adalah seperti seribu menurut perhitunganmu.(Qs. Al Hajj (22) : 47)
Kita semua mengetahui, bahwa
dalam alam semesta ini terdapat benda-benda angkasa dalam jumlah yang sangat
besar. Triliyunan planet, matahari,
meteor, kemudian milyaran galaksi supercluster dan benda-benda angkasa lainnya.
Tapi Allah memilih bumi sebagai tempat tinggal mahluk hidup termasuk manusia.
Bumi didesain oleh Allah sang
maha pencipta, sebagai tempat terjadinya drama kehidupan sampai dengan
terjadinya kiamat.

Bumi diadakan oleh Allah SWT
untuk manusia, mulai atmosfer, gunung-gunung, hujan, angin, tanaman dan
binatang. Semuanya diciptakan sesuai
dengan keperluan manusia untuk hidup. Manusia
memperoleh segala yang diinginkan untuk kelangsungan hidupnya, sehingga dengan
segala macam fasilitas yang disediakan memungkinkan manusia untuk berketurunan
dari generasi ke generasi selanjutnya selama ribuan tahun.
Pada waktu penciptaan sudah
disebutkan melalui proses yang sangat lama.
Allah sengaja mempersiapkan bumi dan langit sebelum dijadikannya Adam
sebagai manusia modern agar layak dihuni.
Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya, Dia memperlihatkan kepadamu
kilat untuk ketakutan dan harapan, dan
Dia menurunkan hujan dari langit, lalu menghidupkan bumi dengan air itu sesudah
matinya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda
bagi kaum yang mempergunakan akalnya. (Qs. Ar Ruum (30) : 24)
Kita kembali kepada teori big
bang. Sudah saya sebutkan di atas, bahwa
alam semesta yang berawal dari “satu titik bervolume nol” yang dikompres
sedemikian kuat seperti pegas akhirnya menjadi tidak stabil. Sehingga seluruh material cikal bakal alam
semesta itu berhamburan ke segala penjuru langit. Pada saat itulah penciptaan alam semesta
dimulai.
Menurut para pakar astronomi,
kejadian tersebut terjadi sekitar 12 milyar tahun yang lalu. Dalam kurun waktu itu, secara
berangsur-angsur alam semesta mengalami pendinginan, dan bersamaan itu pula
secara bertahap langit semakin mengembang dan terciptalah galaksi,
bintang-bintang, planet-planet serta satelit.
”Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit
dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan
antara keduanya dengan kekuatan.. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang
hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga
beriman? (Qs. Al Anbiyaa’ (21) : 30”)
Selama jutaan tahun kemudian,
alam semesta tidak mengalami perubahan yang berarti, tetapi terus mengembang ke
segala penjuru (bayangkan dengan balon yang ditiup). Barangkali, beberapa waktu lalu diberitakan
di televisi, bahwa telah ditemukan sebuah benda angkasa yang semakin membesar,
berjarak milyran tahun cahaya. Ini
merupakan salah satu bukti bahwa alam semesta saat ini sedang mengembang, seperti
yang difirmankan oleh Allha SWT dalam al qur’an Adz-Dzaariyat, 51: 47.
"Dan langit itu Kami bangun dengan kekuasaan (Kami) dan
sesungguhnya Kami benar-benar meluaskannya." (QS. Adz-Dzaariyat, 51: 47)
Lalu diperkirakan sekitar 5
milyar tahun yang lalu, terbentuklah matahari kita. Matahari, berdasarkan penelitian para pakar
astronomi, dulunya berasal dari gas panas yang berpusar. Di tengah pusaran itulah cikal bakal matahari,
sedangkan dipinggirannya terjadi pendinginan local yang lebih cepat daripada
pusatnya. Akibat pendinginan local
tersebut, terjadilah padatan-padatan yang kemudian terpental dari pusaran. Padatan-padatan yang terpental inilah cikal
bakal planet-planet termasuk planet bumi.
Diperkirakan permulaan kehidupan
dimuka bumi ini baru muncul sekitar 3,5 Milyar tahun yang lalu, jadi selama
milyaran tahun Allah mempersiapkan
kondisi bumi mulai dari saat bumi masih sangat panas hingga berangsur-angsur
mendingin dan memadat.
Allah mulai menghidupkan bumi
yang mati (kering) itu dengan air, lalu ditumbuhkannya tumbuh-tumbuhan
perintis, mahluk air, kemudian berkaki.
Tumbuhan dan binatang diciptakan Allah terlebih dahulu sebelum manusia
dan jin. Tumbuhan dibutuhkan untuk
pembentukan oksigen bagi kehidupan manusia kelak sampai kadarnya memungkinkan,
maka diciptakanlah berbagai jenis binatang.
Dan Allah telah menciptakan semua jenis hewan dari air, maka sebagian
dari hewan itu ada yang berjalan di atas perutnya dan sebagian berjalan dengan
dua kaki sedang sebagian berjalan dengan empat kaki. Allah menciptakan apa yang
dikehendaki-Nya, sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. (Qs.An Nuur
(24) : 45)
Sadarkah kita, sebenarnya disisi
Allah, waktu tersebut hanya 2 hari disisiNya? Padahal yang demikian itu sudah
berlangsung milyaran tahun.
Katakanlah: "Sesungguhnya patutkah kamu kafir kepada Yang
menciptakan bumi dalam dua masa dan kamu adakan sekutu-sekutu bagiNya? (Yang
bersifat) demikian itu adalah Rabb semesta alam."(Fushilat (41) : 9)
Jadi sekitar 50.000 tahun yang
lalu, diperkirakan Adam diciptakan sebagai manusia pertama.
Sekali lagi, MAHA BENAR ALLAH
DENGAN SEGALA FIRMANNYA, dan planet Biru tempat kita hidup adalah telah
dirancang secara khusus dan "disempurnakan" oleh Allah bagi manusia
sebagaimana disebutkan dalam Al Quran (QS. An-Naazi'aat, 79: 30).
"Allah lah yang manjadikan bumi bagi kamu tempat menetap dan
langit sebagai atap, dan membentuk kamu lalu membaguskan rupa-mu serta memberi
kamu rezeki dengan sebahagian yang baik-baik. Yang demikian itu adalah Allah
Tuhanmu, Mahaagung Allah, Tuhan semesta alam." (QS. Al Mu'min, 40: 64)
Bersiaplah untuk mulai
menjelajahi alam semesta, yang menunjukkan betapa Tak Terbatasnya Pengetahuan
dan Kekuatan Allah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar